Takayasu arteritis dikarakteristikkan dengan inflamasi granulomatosa dari aorta dancabang utamanya, mengarah kepada stenosis, trombosis, dan formasi aneurisma.Pathogenesis terjadinya arteritis pada Takayasu arteritis adalah terjadi infiltrasimononuclear dari tunika adventisia di awal penyakit. Perubahan granulomatosa ditemukan ditunika media dengan sel Langerhans dan nekrosis sentral dari serabut elastin dan sel otot polos.Panarterits dengan infiltrasi dari limfosit, sel plasma, histiosisit, dan sel giant terjadi.
Padastadium awal penyakit terdapat inflamasi aktif melibatkan arteritis granulomatosa pada aorta danpercabangannya, dengan perubahan sekunder pada tunika media dan adventisia. Penyakit iniberkembang dalam kecepatan yang bervariasi menjadi stadium sklerotik dimana terdapat hyperplasia dari tunika intima, degenerasi tunika media, dan fibrosis tunika adventisia. Selanjutnya terjadi fibrosis dari tunika media dan penebalan aseluler dari tunika intima memperburuk keadaan lumen pembuluh darah. Proses proliferative ini menuntun terjadinya penyumbatan pada lumen aorta dan percabangannya.Stenosis terjadi pada 90 % pasien dengan penyakit takayasu arteritis. Pasien seringmempunyai dilatasi poststenotik dan area aneurisma lainnya. Bagian arteri yang mengalami stenosis menyebabkan berbagai gejala iskemi. Gejala ini bervariasi dari nyeri abdomen setelah makan yang terjadi sekunder karena penyempitan arteri mesentrik, hipertensi renal, danklaudikasio ekstremitas. Aktivasi endothelial mengarah kepada hipercoagulasi dan predisposisiterjadinya thrombosis. Gagal jantung pada pasien takayasu arteritis dapat terjadi akibat dari hipertensi, dilatasi akar aorta, atau myokarditis.
Transient ischemic attack , gejalacerebrovaskular, iskemi mesentrika, carotidynia, dan kaludikasio dapat terjadi. Gejala dari gangguan vascular dapat diminimalkan dengan pengambangan sirkulasi kolateral dengan onsetlambat dari stenosis. Diseksi dinding pembuluh darah atau aneurisma dapat terjadi pada area yang terdapat perlemahan karena inflamasi.
Salah satu hipotesis dalam berkembangnya vaskulitis granulomatosa adalah deposit antigenpada dinding vascular yang mengaktivasi sel T CD4+, diikuti dengan pengeluaran sitokinkemotaktik untuk monosit. Monosit ini dibentuk mejadi makrofag yang memediasi kerusakan endotel dan terbentuknya granuloma pada dinding vascular. Sebuah penelitian dengan tikusmendukung hipotesis ini. Ketika sel T yang tersensitisasi ke sel otot polos pembuluh darah diinjeksikan kepada tikus, vaskulitis granulomatosa pada arteriol pulmoner terjadi pada 20% daripopulasi tikus.
Penelitian terhadap manusa memperkirakan aktivasi sel endotel menaikkanekspresi intraselular adhesi molekul 1 (intercellular adhesion molecule-1/ICAM-1) dan seladhesi molekul vascular (vascular cell adhesion molecule-1/VCAM-1) pada pasien dengan Takayasu arteritis. Immunoglobulin G, immunoglobulin M, dan properdin ditemukan padaspecimen yang diambil di lesi patologis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar