Za besi (Fe) merupakan mineral esensial yang diperlukan tubuh karena dapat membantu pembentukan sel darah merah dalam tubuh. Zar besi merupakan mineral mikro yang paling banyak terdapat di dalam tubuh manusia dan hewan yaitu sebanyak 3 – 5 gram di dalam tubuh manusia dewasa. Zat besi mempunyai beberapa fungsi esensial dalam tubuh yaitu sebagai alat angkut oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh, sebagai alat angkut elektron di dalam sel dan sebagai bahan terpadu berbagai reaksi enzim dalam jaringan tubuh (Almatsier, 2001).
Zat besi merupakan unsur kelumit (trace element) terpenting bagi manusia. Zat besi dalam konsentrasi tinggi terdapat dalam sel darah merah yaitu sebagai bahagian dari molekul haemoglobin yang mengangkut oksigen dari paru-paru dan juga sebagai bagian dari sistem enzim dan mioglobin yaitu sel-sel mirip haemoglobin yang terdapat dalam sel-sel otot (Wahyuni, 2003).
Kebutuhan zat besi pada wanita meningkat saat hamil dan melahirkan. Ketika hamil, seorang ibu tidak saja dituntut memenuhi kebutuhan zat besi untuk dirinya, tetapi juga harus memenuhi kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janinnya. Selain itu, perdarahan saat melahirkan juga dapat menyebabkan seorang ibu kehilangan lebih banyak lagi zat besi. Karena alasan tersebut, setiap ibu hamil disarankan untuk mengonsumsi suplemen zat besi.
Kebutuhan zat besi pada ibu hamil berbeda pada setiap umur kehamilannya, pada trimester I naik dari 0,8 mg/hari, menjadi 6,3 mg/hari pada trimester III. Kebutuhan akan zat besi sangat menyolok kenaikannya. Dengan demikian kebutuhan zat besi pada trimester II dan III tidak dapat dipenuhi dari makanan saja, walaupun makanan yang dimakan cukup baik kualitasnya dan bioavailabilitas zat besi tinggi, namun zat besi juga harus disuplai dari sumber lain agar dapat cukup memenuhi kebutuhan tubuhnya (Rasmaliah, 2004).
Penambahan zat besi selama kehamilan kira-kira 1000 mg, karena mutlak dibutuhkan untuk janin, plasenta dan penambahan volume darah ibu. Sebagian dari peningkatan ini dapat dipenuhi oleh simpanan zat besi dan peningkatan adaptif persentase zat besi yang diserap. Tetapi bila simpanan zat besi rendah atau tidak ada sarna sekali dan zat besi yang diserap dari makanan sangat sedikit maka, diperlukan suplemen preparat besi (Rasmaliah, 2004).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat konsumsi zat besi (Fe) pada ibu hamil lebih banyak sudah pada kategori cukup yaitu sebanyak 62 (52,1%) sehingga dapat mensuplai kebutuhan zat besi dan memberi manfaat yang lebih baik pada masa kehamilannya.
Didalam tubuh zat besi mempunyai fungsi yang berhubungan dengan pengangkutan, penyimpanan dan pemanfaatan oksigen yang berada dalam bentuk hemoglobin. myoglobin atau cytochrome. Untuk memenuhi kebutuhan guna pembentukan hemoglobin. sebagian besar zat besi yang berasal dari pemecahan sel darah akan dimanfaatkan kembali. kemudian baru kekurangannya harus dipenuhi dan diperoleh melalui makanan (Rasmaliah, 2004).
Konsumsi zat besi pada penelitian ini didasarkan atas perhitungan tingkat frekuensi makan pada ibu hamil akan berbagai sumber zat besi secara alamiah dari makanan yang dikonsumsi setiap harinya disertai dengan tingkat konsumsi makanan penghambat absorbsi zat besi dalam tubuh. Konsumsi makanan sumber Fe akan meningkatkan tingkat konsumsi Fe sedangkan konsumsi makanan penghambat Fe akan menurunkan konsumsi Fe.
Jika ditinjau dari angka pencapaian tersebut dan dibandingkan dengan angka pencapaian ibu hamil dengan tingkat konsumsi zat besi yang kurang memberi gambaran akan masih kurangnya perhatian ibu hamil terhadap pemenuhan kebutuhan zat besi pada masa kehamilannya dimana ibu hamil dengan tingkat konsumsi zat besi kurang tidak jauh berbeda dengan konsumsi zat besi yang cukup yaitu mencapai 57 (47,9%). Kurangnya tingkat konsumsi zat besi pada ibu hamil sehingga menyebabkan terjadinya anemia pada ibu dalam masa kehamilannya yaitu kurangnya asupan sumber zat besi memberi gambaran akan masalah anemia pada ibu hamil.
Ibu hamil merupakan kelompok masyarakat yang paling tinggi mengalami anemia, dari data yang dikumpulkan dalam berbagai penelitian yang ada selama ini pada ibu hamil sekitar 50-70% yang mengalami anemia (Junaedi, 1992). Perubahan fisiologi yang terjadi di dalam tubuh ibu hamil disertai dengan pertumbuhan janin dan uterus menyebabkan peningkatan kebutuhan akan zat besi.
Zat besi, sangat penting karena pada masa kehamilan volume darah anda meningkat 25%, dan juga penting untuk bayi anda membangun persediaan darahnya. Dapat dijumpai di hati, daging merah, sayurn hijau, wijen, buah-buahan kering, kuning telur, serealia, dan sarden. Penyerapan zat besi dapat terbantu dengan konsumsi vitamin C.
Kehilangan zat besi dalam tubuh terjadi dalam proses metabolisme basal melalui faeces, keringat dan urine yang mencapai 14 ug per Kg berat badan perhari atau sama dengan 0,9 mg zat besi pada laki-laki dewasa dan 0,8 mg pada perempuan dewasa.
Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan/hambatan pada pertumbuhan baik sel tubuh maupun sel otak pada janin yang dikandungnya, sehingga pada ibu hamil dapat mengalami keguguran, lahir sebelum waktunya, bayi lahir dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), perdarahan sebelum dan pada waktu melahirkan serta pada anemia berat dapat menimbulkan kematian ibu dan bayi. (Depkes RI,1995).
Oleh sebab itu, pemenuhan zat besi pada ibu hamil perlu mendapat perhatian yang harus dimulai dari kesadaran dari ibu hamil akan perhatiannya terhadap kesehatan kehamilannya dan konsumsi makanan pada masa kehamilannya dengan memperitungkan kebutuhan baik tubuh maupun janin dalam kandungannya selain perlunya dukungan dari berbagai pihak baik dari keluarga, masyarakat dan petugas kesehatan.
Penelitian sebelumnya yang dilaksanakan oleh Data Biduri (2007) di wilayah kerja Puskesmas Hilla Kabupaten Maluku Tengah tentang Asupan Makanan Ibu Hamil menunjukkan bahwa asupan makanan sumber zat besi (Fe) pada ibu hamil masih kurang terpenuhi yaitu sebanyak 50 (87,7%) dari 57 ibu hamil yang memberi gambaran akan masih kurangnya perhatian pemenuhan kebutuhan asupan zat besi pada ibu hamil baik disebabkan oleh faktor ibu sendiri berupa pengetahuan tentang asupan makan pada masa kehamilan khususnya lagi zat besi maupun dukungan dari keluarga, petugas kesehatan dan masyarakat.
Kurangnya pemenuhan kebutuhan zat besi pada ibu hamil dapat dipengaruhi oleh banyak faktor baik yang berupa faktor internal dari ibu sendiri maupun dari faktor eksternal berupa dukungan, petugas kesehatan, keluarga dan masyarakat. Namun pada penelitian ini hanya ditinjau dari faktor dari ibu hamil sendiri mencakup umur, pendidikan, pengetahuan dan pendapatan keluarga yang akan dijelaskan selanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar