Pengobatan Efusi Pleura
















Efusi pleura yang terinfeksi perlu segera dikeluarkan dengan menggunakan pipa intubasi melalui sela iga. Bila cairan pusnya kental sehingga sulit dikeluarkan atau bila empiemanya multilokular, perlu tindakan operatif. Mungkin sebelumnya dapat dibantu dengan irigasi cairan garam fisiologis atau larutan antiseptic (betadin). Pengobatan secara sistemik hendaknya segera diberikan, tetapi ini tidak berarti bila tidak diiringi pengeluaran cairan yang adekuat.

Untuk mencegah terjadinya lagi efusi pleura setelah aspirasi (pada efusi pleura maligna), dapat dilakukan pleurodesis yakni melengketnya pleura viseralis dan pleura parietalis. Zat – zat yang dipakai adalah tetrasiklin (terbanyak dipakai) bleomisin, korinebakterium parvum, Tio-tepa, 5- fluorourasil.

Antibiotic (mis. untuk efusi parapneumonik) dan diuretic (mis. untuk efusi karena CHF) umumnya digunakan pada manajemen inisial efusi pleura. Pemilihan obat pada tiap golongan tergantung pada penyebab efusi dan gejala klinis. Perhatian serius perlu diberikan untuk kemungkinan terjadinya interaksi obat,dan efek samping.

Antibiotik yang digunakan bisa kombinasi, seperti sefalosporin generasi ketiga (ceftriaxone) dan makrolida, ataupun monoterapi dengan fluoroquinolone antipneumokokus generasi baru. Bila pasien dengan penurunan daya tahan tubuh atau dengan kerusakan struktur paru (seperti bronkiektasis), sefalosporin seperti ceftazidime direkomendasikan.

Diuretik menurunkan volume plasma dan edema dengan cara diuresis,diuretik yang digunakan seperti furosemid dan spironolakton. Furosemid meningkatkan ekskresi cairan, menghambat reabsorbsi natrium dan klorida pada lengkung Henle asendens dan tubulus distal renalis. Spironolakton berkompetensi dengan aldosteron, meningkatkan ekskresi air dengan menahan ion hydrogen dan kalium (Kalium sparring effect).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar