TEORI PENYEBAB PROSES PENUAAN / AGING


















TEORI GLIKOSILASI

Yang menyatakan bahwa proses glikosilasi nonenzimatik yang menghasilkan pertautan glukosa protein yang disebut sebagai advance glycation end product (AGEs) dapat menyebabkan penumpukan protein dan makromolekul lain yang termodifikasi sehingga terjadi disfungsi pada manusia yang menua. Protein glikasi menunjukkan perubahan fungsional, meliputi menurunnya aktivitas enzim dan menurunnya dan menurunnya degradasi protein normal. Manakala manusia menua, AGEs berakumulasi di berbagai jaringan, termasuk kolagen, hemoglobin, lensa mata. Karena muatan kolagennya tinggi, jaringan ikat menjadi kurang elastis dan kaku. Kondisi tersebut dapat mempengaruhi elastisitas dinding pembuluh darah. AGEs diduga juga berinteraksi dengan DNA dan karenanya mungkin mengganggu kemampuan sel untuk memperbaiki perubahan pada DNA.


TEORI RADIKAL BEBAS

Yang menyebutkan bahwa produk hasil metabolisme oksidatif yang sangat reaktif (radikal bebas) dapat bereaksi dengan berbagai komponen penting selular, termasuk protein, DNA dan lipid dan menjadi molekul-molekul yang tidak berfungsi namun bertahan lama dan mengganggu fungsi sel lainnya.

Teori radikal bebas diperkenalkan pertama kali oleh Denham Harman pada tahun 1956. Radikal bebas adalah senyawa kimia yang berisi electron tidak berpasangan. Radikal bebas tersebut terbentuk sebagai hasil sampingan berbagai proses selular atau metabolisme normal yang melibatkan oksigen. Sebagai contonh adalah reactive oxygen species (ROS) dan reactive nitrogen species (RNS) yang dihasilkan selama metabolisme normal. Karena elektronnya tidak berpasangan, secara kimiawi radikal bebas akan pasangan electron lain dengan bereaksi dengan substansi lain terutama protein dan lemak tidak jenuh. Melalui proses oksidasi, radikal bebas yang dihasilkan selama fosforilaso oksidatif dapat menghasilkan berbagai modifikasi makromolekul. Sebagai contoh, karena membran sel mengandung sejumlah lemak , ia dapat bereaksi dengan radikal bebas sehingga membran sel mengalami perubahan. Akibat perubahan pada struktur membran tersebut membran sel menjadi lebih permeable terhadap bebrapa substansi dan memungkinkan substansi tersebut melewati membran secara bebas. Struktur didalam sel seperti mitokondria dan lisosom juga diselimuti oleh membran yang mengandung lemak sehingga mudah diganggu oleh radikal bebas . radikal bebas juga dapat bereaksi dengan DNA, menyebabkan mutasi kromosom dan karenanya merusak merusak mesin genetic dari se. radikal bebas dapat merusak fungsi sel dengan merusak membran sel atau kromosom sel. Lebih jauh, teori radikal bebas menyatakan bahwa terdapat akumulasi radikal bebas secara bertahap di dalam sel sejalan dengan waktu dan bila kadarnya melebihi konsentrasi ambang maka mereka mungkin berkontribusi pada perubahan-perubahan yang dikaitkan dengan penuaan.

Sebenarnya tubuh diberi kekuatan untuk melawan radikal bebas berupa antioksidan yang diproduksi oleh tubuh sendiri, namun antioksidan tersebut tidak dapat melindungi tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas tersebut.



TEORI DNA REPAIR

Yang dikemukakan oleh Hart dan Setlow. Mereka menunjukkan bahwa adanya perbedaan pola laju perbaikan (repair) kerusakan DNA yang diinduksi sinar ultraviolet (UV) pada berbagai fibroblast yang dikultur. Fibroblast pada spesies yang mempunyai umur maksimum terpanjang menunjukkan laju DNA repair terbesar, dan korelasi ini dapat ditunjukkan pada berbagai mamalia dan primata.


Selain teori-teori diatas, beberapa teori lain juga telah dikemukakan untuk menjelaskan proses yang terjadi selama penuaan , antara lain
a) Programmed Aging theory (Cellular Aging)

Teori ini menyatakan bahwa manifestasi perubahan senescence adalah hasil dari program genetik yang berisi gen menua yang bertanggung jawab terhadap perubahan dan kematian organisme (Miller, 1999).

b) Cross link theory
Teori ini menyatakan bahwa lemak, protein, karbohidrat dan asam nukleat bereaksi dengan zat-zat kimia atau radiasi untuk membentuk ikatan yang dapat menyebabkan kekakuan dan ketidakstabilan sel-sel tubuh (Lueckenotte, 1996).

c) Theories of Random Deterioration

Teori ini menyatakan bahwa proses menua terjadi karena adanya akumulasi dari kerusakan sel yang terjadi akibat radikal bebas yang menyerang molekul sehingga merusak membran sel (Miller, 1999).


d) Immunologis theory

Teori ini menyatakan bahwa semakin tua umur seseorang maka kemampuan sistem imun menurun baik secara kuantitatif maupun kualitatif sehingga kemampuan untuk membedakan sel tubuh dan benda asing menurun, maka banyak terjadi penyakit-penyakit autoimun (Miller, 1999). Pada lanjut usia terjadi gangguan kemampuan pengaturan sel B dan sel T sehingga sel-sel normal atau sel yang sudah menua dianggap sebagai benda asing (Lueckenotte, 1996).



Tidak ada komentar:

Posting Komentar